Pahami dulu makna dari berpolitik.
Politik bukan untuk Baku tipu.
Tetapi politik adalah : senih dan ilmu untuk meraih kekuasaan secarah konstitusional maupun non konstitusional. Disamping itu politik juga di tilik dari paradigma yang berbeda antara lain politik adalah : usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujutkan kebaikan Bersama dan kesejateraan Bersama "Bonum comune"
Sepintas Minimnya pendidikan dalam berpolitik.
Ibarat sebuah kemasan Botol mineral yang berlebelkan SNI (Standar Nasional Indonesia),yang dapat menarik Minat konsumen agar mau mengkonsumsi air mineral yang sistem produksinya menggunakan alat produksi yang berkompetensi mengandung zat antikozida,
Yang senyawa kimia bisa berbahaya pada tubuh Manusia.Analogi kesehatan pada sistim kebutuhan Manusia ini saya gunakan untuk menukik pelbagai sulap politik yang dipakai oleh para abunabas politik untuk membohongi rakyat.
Saya memulainya dengan kisah cinta para remaja di era yang bisa lazim disebut dengan era zaman Now,pada hakikatnya cinta itu ibarat pondasi rumah sebagai dasar untuk membangun sebuah gedung yang Mewah.apabila pondasinya tidak kokoh maka Runtulah rumah yang meskipun secara kasat Mata sangatlah indah dan Menawan.
Begitupun dengan politik,apabila
Tidak membangun sebuah trust publik yang
Masiv ditengah kehidupan rakyat maka,hasil dari perjuangan politik,hanyalah
Sebuah Fatamorgana.
Kehadiran Roky gerung yang selalu menjadi
Refrensi,politik pada era sekarang,
Saya Berpendapat bahwa cinta dan politik
Berasal dari enerji yang sama yaitu keadilan. Akhir-akhir ini cinta dan politik seperti terpenjara,padahal keduanya adalah narasi lingkungan rakyat yakni, keadilan dalam cinta dan keadilan dalam politik.
Rakyat seyogianya,kehilangan gairah terhadap politik. Kehilangan pada enerji positife ini sangat Berdampak pada sistem demokrasi kita yang tidak lagi mengatasnakan Rakyat,tetapi mengatas namakan elit atau Penguasa.
Kehadiran elit politik bukan elit Rakyat tidak memberikan sebuah efek keadilan,namun Hanya akan membawa malapetaka terhadap kehidupan Rakyat. Esensi dari demokrasi itu sendiri sudah di obrak-abrik Bagaikan bak mesin motor yang dipasang dengan alat dan mesin motor seckond clas Serta kualitas Mesinnya,disulap sedemikian Rupa sehingga mirip dengan alat originalnya atau alat aslinya.
Rasionalitas dalam politik, tidak lagi dipakai sebagai instrument untuk memberikan pendidikan politik terhadap Rakyat oleh kader partai sebagai sumber politik untuk menentukan pilihan serta keputusan politik.
Akan tetapi ujaran kebohongan mengatasnamakan suku,agama,ras dan budaya,menjadi indikator utama dalam mengampanyekan diri sebagai pelaku politik Culture politik di Indonesia bahkan di NTT masih menjunjung tinggi cita rasa emosional sebagai landasan utama dalam melakukan sebuah peraktek politik.
Saya mengutip apa yang disampaikan oleh sang proklamator BUNG KARNO,mengatakan bahwa praktik revolusioner akan ada jika tanpa teori
Revolusioner.
Mengupas secara tajam,apa yang disampaikan oleh tokoh proklamator tersebut, maka saya berpendapat bahwa partai politik sebagai laboratoriun mini para politisi, untuk mengapresiasikan kepuasan politik secarah asas dan tujuan. politik hari Ini tidak memberikan kontribusi terhadap para embrio (kader politk) dalam kandungan partai itu sendiri.
Hal ini disebabkan karena kurangnya kandungan gizi terhadap para kader
Sehingga berdampak pada Gizi buruk kader partai.
Antara kader partai dan partai politik adalah Satu kesatuan yang tak terpiahkan baik secara teori maupun pekaktek.
Sistim pendidikan kader secar intelektual politik,emosional politk,spriritual politik,
Seharusnya sudah mulai dibentuk sedari
Mungkin sehingga menghasilkan kader yang
Benar-benar menjadi narasumber politik Bagi rakyat,bukan menjadikan politik itu sebagai satu pekerjaan.
Bagi saya.kader politik yang salah menjalanlan tujuan Dari politik itu,bukan masalah Didikan partai nya yang kurang terhadap kader politik akan tetapi minimnya pendidikan kurang sehingga berdampak pada implementasi politik dari kader politik Kepada rakyat yang berada pada Lingkungan politik itu sendiri.
banyak hal Yang dipakai sebagai parameter untuk Menerapkan teori politik,agamais pada rakyat.
Bagi saya jika masih ada kader politik yang menyebarluaskan Isu Agama,suku,Ras maka dia adalah bagian dari penjahat-penjahat yang akan merusak persatua,kesatuan dan keutuhan bangsa Indonesia Ini.
Langkah yang diambil oleh para kader poli-
Tik diatas adalah dengan mempropokanda
Isu mayoritas baik lewat dunia maya mau-
Pun lewat dunia nyata. Kepada rakyat untuk
Mengguga rakyat agar memilih dengan pertimbangan emosional dengan serta mengabaikan rasa rasionalitas dalam memilih.
Pilkada di DKI adalah cerminan politik agamais yang kental dimainkan oleh para
Elit politisi Untuk menumbangkan lawan
Politik,secarah radikalis fanatis yang fundamentalis.mengatasnamakan agama Sehingga mengrongron keutuhan bagsa dan
Negarapun dipakai sebagai isntrumen politik untuk merebut kekuasaan Seolah dimainkan seperti Bola kaki yang di
Tendang kesana kemari oleh fanatis Agama
Hanya demi kekuasaan Semata.
Ini adalah bagian dari minimnya pendidikan politik yang baik dan benar Oleh kader Politik sehingga pada implementasinya amburaduk.
Untuk melakukan paktik politik yang sosio-
Demokratis kepada rakyat agar terciptanya
Persatuan dan kesatuan menuju sosialisme
Indonesia yang abadi dan kekal.
(Viky/vidintt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar